my playlist (!)

Sabtu, 23 Januari 2010

Meidian Tarania. Part 3. --dan hidup barupun akan dimulai--


            Aku merasakan pancaran matahari dari balik tirai kamarku. Ternyata sudah pagi, sudah hari esok. Aku terbangun, dan mendapati Ardi berada di depanku, mengarah pada meja belajarku yang berwarna putih dan etnik. Dia melihat sesuatu.
            “Di? Ngapain lo di kamar gue?”
            Ardi terlihat terkejut, hampir saja ia menjatuhkan sebuah foto. Foto keluargaku, yang masih kusimpan. Ia mendekat ke arahku. Tersenyum, seperti tadi malam. Apa ada senyuman Raka yang mirip seperti ini?
            “tadinya mau ke Alvian, tapi ternyata dia lagi les renang, jadi mending ke lo aja, kita hari ini mau ke Dufan, hehe,” ucap Ardi.
            “Dufan?”
            “iya, jadi lo siap-siap ya, sejam lagi gue jemput, kita jemput Ardi dulu di tempat renangnya, daaaaa,”
            Ardi langsung meninggalkanku, bangkit dari tempat tidur, dan membuka pintu kamar. Bagi Ardi dan Alvian, masuk ke kamarku, seperti masuk ke kamar cowok saja, yang bisa langsung masuk. Sebaiknya memang kalau berganti pakaian aku di kamar mandi saja, hehe.

..........................................................................................................................................................................


            Suasana sangat ramai saat itu, terdengar sorakan para murid, menyorakki Raka. Raka sudah berdiri di pinggir kolam, dengan tampang ketakutan, ia melepas bajunya dan menggantinya dengan baju renang. Aku duduk di pinggir, menatapnya takut. Apa harus cara ini yang ia buktikan? Tanpa harus membuktikan cintanya seperti ini, aku juga pasti akan menerimanya.
            Raka menenggalamkan dirinya bersama air di dalam kolam renang.  Pertama, aku sedikit lega, karena dia dapat mengapung di air itu meskipun dengan gaya apa saja. Dalam hatiku menyorakki dirinya, berdoa agar dia tetap baik-baik saja.
            Tidak sampai beberapa detik, ketika aku lega karena ia sedikit berhasil, ia berhenti, tenggelam, tidak bergerak. Aku berdiri dari dudukku, semua penonton yang melihatnya terdiam, mencari dirinya. Aku mendekat, berusaha menemukan dia. Tapi..
            “Tolong!tolong!tolong!” Ia meminta tolong, sekuat tenaganya, mulutnya berusaha bergerak meskipun dia akan meminum air kolam. Aku melepaskan sepatuku. Berjalan untuk menolongnya.
            “Jangan, kalo dia sayang, dia pasti berjuang,” ujar Dio, kakak lelakiku. Dia mencegahku, Raka terus meminta tolong, tetapi tidak ada satupun yang menolong dirinya.
            Sudah cukup, ini tidak bisa dibiarkan.
            Dengan nekat, tanpa memperdulikan Dio yang berteriak, aku menceburkan diriku ke kolam renang, menuju ke tempat Raka, menolongnya, memegang tangannya, dan menariknya ke tepi. Saat itulah semua teman membantuku. Raka sudah pingsan.
            Aku menepuk-nepuk dadanya, bahkan teman-temanku berusaha memberikan nafas buatan kepadanya. Tapi tidak bisa, saat itu aku merasa menyesal, sangat menyesal, tidak perlu seperti ini, aku pasti akan menerimanya. Karena aku mencintainya, dengan dia yang tulus, dengan apapun kekurangannya, salah satunya tidak bisa berenang, aku tetap akan menerimanya


......................................................................................................................................................................


            Aku sadar dari ingatanku, kini aku sedang duduk di pinggir kolam renang itu, aku melihat kolam renang, melihat Alvian yang masih asyik berlatih.
            “inget lagi?”
            Aku terkejut, ternyata Ardi sedang duduk di sampingku, aku baru menyadari. Apa dia sudah daritadi? Aku hanya tersenyum, merasa tidak enak, merasa bodoh mengapa aku selalu gampang mengingat tanpa harus aku minta untuk ingat?
            “gue emang selalu gitu,” ujarku. Ardi menoleh kepadaku, berusaha mencerna apa maksut dari ucapanku. Ia masih menatap mataku.
            “tanpa gue minta ingatan itu dateng, dia bakal dateng dengan sendirinya,” jelasku.
            Ardi masih menatapku, aku tidak bisa menatapnya, aku ingin kuat, tidak menangis, tidak membayangkan wajahnya, tidak membayangkan senyumnya, semua kenangan itu, setiap hari aku berdoa, aku dapat menghilang dari kenangan ku bersamanya. Entah berapa lama aku bersamanya, aku ingin cepat melupakannya, seperti secepat itu dia pergi.
            “Raka?”
            Aku menoleh, terkejut, secepat aliran darahku mengalir, membuat tubuhku mendingin. Baru saja niatan melupakan dan hidup baru itu muncul, kenapa mendengar Ardi menyebut namanya saja, aku sudah merasa sangat sedih.
            “lo nggak usah cerita ke gue, tentang dia, gue nggak perlu tau, apa yang udah dilakuin Raka sampe lo gini , kalo lo masih nggak mau ngomong, tapi jujur gue seneng, ngeliat lo udah sedikit berubah, nerima hidup lo,”
  
............................................................................................................................................................................

            Ardi berlari cepat menuju tempat yang sepi, aku dan Alvian bingung apa yang terjadi pada dirinya, kami mengikutinya, dan ternyata dia muntah. Aku dan Alvian tersenyum, melihat dia yang terlihat sangat mual.
            “kapok gue naek tuh rolley coaster, kalo lo berdua mau naek lagi, sana gih, gue nggak ikut,” oceh Ardi.
            “haha lo tuh gimana sih, lo yang ajak naek, malah lo yang ngedumel, haha,” ucap Alvian, memberikan minum kepada Ardi. Aku, Ardi, dan Alvian sudah berjam-jam menghabiskan waktu di Dufan, kita menaiki wahana apa saja, asal tidak berbahaya, tapi tadi kata Ardi sebelum aksi muntah, “ahh buat uji mental lah, berani nggak?” Dan sekarang?
            Usai bermain, kami makan di kedai di Dufan, aku sangat lapar. Menaiki beberapa wahana, memang membuat mual, tetapi mengasikkan, aku melihat kedua lelaki itu makan dengan lahapnya. Tiba-tiba aku tersenyum sendiri.

.........................................................................................................................................................................

            “yakin lo berani?” tanya Alvian usai memasang pelampung untuk arum jeram. Ardi tampak gelisah, ia mengaitkan pelampungnya dengan erat.
            “emang kenapa?” tanyaku.
            “dia nggak bisa renang,” ujar Alvian.
            “bisa kok, cuma udah lupa,” tambah Ardi tidak ingin kalah.
            “bukan lupa tapi trauma, haha. Mau nggak lo? Kalo nggak gue sama Tara aja,” ucap Alvian.
            “enggak, gue mau ikut,” kukuh Ardi. Alvian pun hanya bisa menganggukkan kepala dan pasrah saja.
            Giliran kami, menaiki perahu lonjong itu, aku di paling depan, Ardi di tengah, dan Alvian di paling belakang, kami terjun dan kami terkejut jika perahu itu akan terbalik, dan kami tercebur semua. Aku yang pertama memunculkan diri dari air. Hening.
            Aku memanggil nama Alvian dan Ardi, memasukkan kepalaku ke dalam, dan mencari mereka, bingung.
            “Tara, tara!sini Tar,”
            Rupanya Alvian sudah naik duluan, dibantu oleh petugasnya, dan dia membantuku untuk naik. Aku menanyakan dimana Ardi, rupanya ia belum terlihat. Petugas mencarinya.
            Aku melihat sekeliling, terlihat baju Ardi, semakin jelas, semakin terlihat wajahnya, ia melambaikan tangan meminta pertolongan, jelas tak satu orang pun ke  arah sana, ia berada di bawah papan seluncurnya. Aku masuk kembali ke dalam air, berenang ke arahnya, terasa sangat jauh, pikiranku melayang, kenangan ketika aku menolong Raka.
Aku meraih tangannya, dan membawanya ke tepi, ia sudah tak sadarkan diri, pingsan. Petugas membantunya, heran, kenapa pelampungnya tak berfungsi. Nampak Alvian meluapkan amarahnya kepada petugas tentang pelampung Ardi yang tak berfungsi. Kesalahan teknis.


..........................................................................................................................................................................


            Aku menutup pintu kamar mandi, mengganti lampu terangku, dengan lampu kecil yang kugunakan setiap hari saat tidur, aku duduk di sofa empuk, berhadapan dengan TV yang tidak kunyalakan, aku membuka amplop yang tadi diberikan oleh Ardi.
            Fotoku?
            Dia pandai foto?
            Aku tersenyum ,melihat wajahku, tingkahku, yang terjepret oleh kameranya. Ada foto kita bertiga, usai main arum jeram, basah kuyub, tapi terlihat senang. Aku melihat senyumku di foto itu.  
            Senyuman yang selalu kuperlihatkan kepada Raka, yang selalu Raka puji, karena senyuman itu membuat Raka semakin sayang, aku menyadari itu. Matanya selalu membuatku tau apa yang ada di dalamnya, ketika ia sedang marah atau tatapan mata yang tajam ketika ingin memelukku. Raka juga tahu, senyuman yang ku sunggingkan aku paksa atau tidak. Raka selalu tahu semuanya.
            Aku rindu kepadanya, sungguh. Air mataku keluar lagi, aku sangat cengeng, aku melihat foto aku, papa dan mama ketika kani berlibur ke Paris yang terletak di atas TV, kemudian aku bangkit dan membuka laciku, melihat fotoku dengan Raka, melihat benda pemberian Raka, membaca kembali kartu ucapan Raka dengan tulisan asliya, dan jam tangan hasil pemberianku kepadanya yang ia gunakan saat meninggal.
            Aku menangis, tak teratur nafas yang keluar, aku tidak tahan, aku menyandar pada tembok, menunduk, dan menangis. Aku rindu, aku menyesal, perasaan ini selalu timbul. Aku tidak memarahi kedatangan perasaan ini, tapi aku selalu menyalahkan diriku sendiri. Mengapa harus begini? Itu yang selalu kutanyakan.

............................................................................................................................................................................


            Hari ini adalah hari pertamaku menginjakkan kaki ke sekolah baruku, aku memakai seragam yang telah jadi sesuai dengan keinginanku, dengan sepatu converse yang dulu kugunakan juga di sekolah lamaku.
            Aku menuju kelasku, Alvian mengantarku sampai di depan kelas, kemudian ia kembali dan pergi untuk kuliah, dia berjanji akan menjemputku. Aku belum bertemu Ardi tadi pagi, kemana dia?
            Usai menaruh tas, aku keluar dari kelas, belum ada satupun yang aku kenal, aku menuju papan mading, di sekolah ini aku harus mengikuti ekstrakurikuler, sebaiknya aku memilih menjadi anggota mading saja.
            Ada pengumuman tentang lomba music, aku tersenyum, teringat dengan piano yang dulu sering ku mainkan, kini telah berdiri di gudang, sendirian. Semua murid mulai menuju mading, membaca apa saja berita hari ini, aku menoleh untuk tetap memperhatikan keseimbanganku dari desakan mereka, tetapi aku melihat sosok laki-laki yang sedang berjalan membelakangiku. Sepertinya aku kenal.
            Aku berusaha keluar dari kerumunan itu, dengan cara apapun, aku ingin bertemu dengan sosok itu, dari cara ia berjalan, mengapa ia ada disini? Ada apa? Dimana ia sekarang? Apa ia bersekolah disini?

Jumat, 22 Januari 2010

diabetes mellitus

Diabetes mellitus (DM)  yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan.
Diabetes menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis. Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

*) PENYEBAB
Jenis 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan jenis 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obatnya tidak efektif. Diabetes melitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan. Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan menjaga gula darah dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah: berhenti merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.

Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 — dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM, "diabetes yang tidak bergantung pada insulin") — terjadi karena kombinasi dari "kecacatan dalam produksi insulin" dan "resistensi terhadap insulin" atau "berkurangnya sensitifitas terhadap insulin"(adanya defek respon jaringan terhadap insulin)yang melibatkan reseptor insulin di membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Pada tahap ini, hiperglikemia dapat diatas dengan berbagai cara dan Obat Anti Diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulinpun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan.Diabetes Tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (biasanya peningkatan), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan 

Gejala

Tiga serangkai yang klasik tentang gejala kencing manis adalah polyuria (banyak kencing), polydipsia (banyak minum) dan polyphagia (banyak makan).
pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.


penyakit paru-paru

Tuberkulosis (TBC)

  • Penyebab: Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.
  • Gejala: Batuk berdahak lebih dari tiga minggu. Dapat juga disertai batuk yang mengeluarkan darah. Penderita akan mengalami demam khususnya pada siang atau sore, berkeringat pada malam hari. Nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan badan menjadi kurus.
  • Pencegahan dan solusi: Bila ada teman, tetangga atau anggota keluarga yang mengalami gejala tersebut, ada baiknya Anda menyarankan untuk memeriksakan ke dokter untuk mengetahui apakah batuknya merupakan penyakit TBC atau tidak. Karena kadangkala penyakit batuk sering dianggap sepele, padahal penyakit ini dapat membunuh seseorang bila tidak segera ditangani dan dapat menular kepada orang lain.
  • Pengobatan: Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.

    Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.

Asma

  • Penyebab: Penyebab asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembuluh tenggorokan. Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya.

    Alergi terhadap sesuatu seperti debu, perubahan suhu, kelembaban, gerak badan yang berlebihan atau ketegangan emosi dapat meyebabkan alergi sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan membengkak dan mengeluarkan lendir yang berlebihan sehingga pembuluh menjadi sempit dan penderita sulit bernapas. Walau serangan sesak napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat bila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat bernapas.
  • Gejala: Sesak napas disertai suara mengi (wheezing) Pencegahan dan solusi: Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan alergi pada penderita sehingga terjadi serangan asma. Misalnya dengan membersihkan debu pada kasur, bantal atau selimut. Hindari suhu dan kelembaban yang ekstrim, binatang piaran atau makanan yang dapat menimbulkan alergi.
  • Pengobatan: Untuk mengatasi serangan asma adalah dengan menggunakan obat pelega (bronchodilator) dengan cara dihirup. Cara lainnya adalah dengan melakukan terapi yang akan mengajarkan bagaimana caranya rileks dan mengatur napas apabila terjadi serangan asma. Bila penyakit asma sudah berat, dapat menggunakan obat pelega setiap hari sampai serangan asma dapat dikontrol. Maka, dianjurkan bagi penderitanya untuk selalu membawa obat pelega ke manapun dia pergi agar dapat segera digunakan apabila terjadi serangan.

Bronkitis

  • Penyebab: Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
  • Gejala: Batuk disertai demam atau dahak berwarna kuning bila disebabkan oleh infeksi kuman. Sedangkan bila bersifat kronik, batuk berdahak serta sesak napas selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.
  • Pencegahan dan solusi: Meningkatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan. Sedangkan untuk mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif yang sangat berbahaya.
  • Pengobatan: Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan gejala.

Pneumonia

  • Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
  • Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.
  • Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.
  • Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.

Emfisema

  • Penyebab: Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
  • Gejala: Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.
  • Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.

Kanker Paru-paru

  • Penyebab: Kanker telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan kanker paru-paru merupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya. Sel tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami oleh penderita kanker paru-paru. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain.

    Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker.

    Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.
  • Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.
  • Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel kanker.
Karena penyakit pada paru-paru terutama disebabkan oleh asap rokok, maka Anda sebaiknya segera menghentikan kebiasaan ini dan jangan mencoba untuk memulainya bagi Anda yang belm pernah merokok. Hindari juga untuk menjadi perokok pasif yang bahkan lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Sayangi paru-paru, hindari penyakit paru-paru, dan Anda dapat bernapas dengan lebih lega.

MAGH

Sakit maag -- kerap juga disebut radang lambung -- dapat menyerang setiap orang dengan segala usia. Pada keadaan yang cukup parah, radang lambung dapat menimbulkan perdarahan (hemorrhagic gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di lambung. Satu saat, penderita bisa muntah yang mengandung darah.Ada sejumlah gejala yang biasa dirasakan penderita sakit maag seperti mual, perut terasa nyeri, perih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati). Biasanya, nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin, dan sering bersendawa terutama dalam keadaan lapar.Menurut dokter Rino A Gani SpPD-KGH, berbagai hal bisa menyebabkan terjadinya sakit maag. ''Penyebabnya banyak,'' tutur spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta ini. Namun biasanya, kata dia, penyakit maag terjadi karena dua hal, yaitu gangguan fungsional kerja dari lambung yang tidak baik dan terdapat gangguan struktur anatomi. Gangguan fungsional berhubungan dengan adanya gerakan dari lambung yang berkaitan dengan sistem syaraf di lambung atau hal-hal yang bersifat psikologis. Gangguan struktur anatomi bisa berupa luka, erosi, atau bisa juga tumor.Dalam berbagai literatur disebutkan, pola makan tidak teratur dapat menimbulkan gejala sakit maag seperti perih dan mual. Hal itu terjadi karena lambung memproduksi asam -- disebut asam lambung -- untuk mencerna makanan dalam jadwal yang teratur. Bahkan, saat tidur pun lambung tetap saja memproduksi asam walaupun tak ada makanan yang harus dihancurkan. Asam lambung sangat diperlukan untuk membantu pencernaan.
Gejala khas pada gangguan di duodenum adalah nyeri pada malam hari. Tidak semua penderita sakit maag merasakan adanya keluhan seperti tersebut di atas. Ada juga yang tanpa gejala, tapi tiba-tiba terjadi muntah darah atau buang air besar dengan darah yang menghitam. Oleh karena itu perlu waspada setiap saat. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan pada semua usia. Karena begitu sering terjadi, maka penyakit ini termasuk salah satu masalah dalam bidang kesehatan.
Apa penyebab sakit maag?Ada beberapa hal yang menjadikan seseorang bisa terserang radang lambung, antara lain:
a. Pola makanOrang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan أ¢â‚¬إ“mencernaأ¢â‚¬? lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri.
b. Jenis makananMakanan tertentu akan merangsang dinding lambung, sehingga terjadi radang/luka, seperti makan yang pedas atau asam.
c. Stres emosiProduksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, seperti beban kerja yang berlebihan, cemas, takut, atau diburu-buru. Kadar asam lambung yang meningkat ini akan menimbulkan ketaknyamanan pada lambung.
d. Pemakaian obatAda obat-obat tertentu yang merangsang dinding lambung, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan dalam lambung. Oleh karena itu obat-obat tertentu, harus dikonsumsi sesudah makan. Beberapa di antaranya adalah obat penghilang rasa sakit dari golongan salisilat dan asam mifenamat (misal aspirin, ponstan). Obat-obat rematik juga termasuk di dalamnya.
e. Adanya penyakit seperti luka bakar, pembedahan gagal ginjal, dan lain-lain.
f. Alkohol dan rokok.
Bahaya yang mengancamBanyak di atara kita yang menganggap sepele penyakit maag ini. Padahal banyak ancaman serius di balik serangannya. Aktivitas jadi terganggu lantaran nyeri, perih dan mual, adalah satu hal yang pasti. Nah, yang sering tidak disadari adalah akibat lebih lanjut dari penyakit ini. Jika dibiarkan saja tanpa pengobatan, maka radang akan semakin hebat, luka akan makin dalam, lambung akan berdarah. Gawat!
Adanya perdarahan di lambung ini ditandai dengan nyeri yang sangat dan disertai muntah darah atau buang air besar berupa darah yang sudah menghitam. Bila dibiarkan terus maka lambung bisa bocor, luka akan menembus dinding lambung sehingga lambungnya berlubang. Darah akan masuk ke rongga perut dan mengakibatkan rasa nyeri yang sangat hebat. Keadaan ini bisa mengakibatkan kematian.

Rabu, 06 Januari 2010

Meidian Tarania (part 2) --Dibalik Semua Itu----


Aku dan Alvian memakan bakso di sebuah gerobak sebelah kuliah Ardi . Ardi dan Alvian seangkatan, semester 3, tetapi mereka berbeda jurusan. Kebetulan hari ini Alvian tidak ada jadwal untuk kuliah, jadinya ia dapat menemaniku kemanapun ku inginkan.
            “hmmm, Al, dulu emang gue sedeket ini ya sama lo sama Ardi?” tanyaku. Yang aku butuhkan adalah ingatanku kembali dan aku dapat mengenal dan mengingat mereka berdua.
            “lebih deket dari ini, dan lo cerewet,” jawab Alvian, kemudian melanjutkan makanannya, aku masih menatapnya.
            ………….
            “baksonya enak kan sayang?”
            “iyalah, lebih enakan makanan gini daripada restoran haha,”
            “sayang, ada yang mau aku omongin?kalo aku pergi, apa kamu bakal inget aku selamanya?”
            “kamu ngomong apa sih, kamu nggak bakal kemana-mana, Rak,”
            ………….
            “Tar? Lo mau nambah lagi?” tanya Alvian.
            Aku selalu mengingat kenangan-kenangan itu, kenapa aku tidak bisa mengingat masa kecilku dengan mudah, tetapi jika mengingat kenangan bersama Raka, selalu mudah.
            “Tar? Lo kenapa?” tanya Alvian. Aku lupa membalas tawarannya, aku menggelengkan kepala, berusaha membuat diriku baik-baik saja. Kenapa dia terus hadir dalam pikiranku?
            Ardi datang menghampiri kami, ia langsung mengambil bakso dari mangkuk Alvian, Alvian pun hanya mendengus kesal. Kata mereka, bakso dekat kampus ini paling enak, memang, menurutku juga seperti itu.
            Ardi menanyakan sekolahku, menanyakan kemana saja aku hari ini bersama Alvian. Alvian lebih suka menjawab pertanyaannya, daripada aku. Aku masih berusaha menenangkan diriku, menahan air mataku, dan tidak membayangkan lamunan ataupun kenangan yang selalu ada dalam pikiranku. Semoga mereka berdua, tidak tahu apa yang baru saja aku alami. Sedetik saja, jika aku ingin mengingat Raka, aku akan dengan mudah mengingatnya.
            Raka, dia adalah mantanku, empat bulan yang lalu, Oktober, bulan dimana aku ulang tahun. Dua hari setelah ulang tahunku, papa meninggal, serangan jantung dan itu karena papa tidak menyetujuiku dengan Raka.
            Memang, Raka seharusnya sepantaran dengan Ardi dan Alvian, tetapi ia masih duduk di bangku SMA, dia perokok, suka balapan, tetapi dia bebas, aku merasa bebas dengannya. Tidak ada yang menghalangiku bersamanya, dan dia juga menjagaku dengan usahanya. Aku mencintainya. Sampai sekarang.
            Setelah kematian papa, dua minggunya Raka meninggal dunia, karena Raka mengalami kecelakaan saat balapan, malam itu, kami bertarung hebat, dan itu membuatku menyesal sampai aku tidak pernah percaya dia pergi, tetapi aku yakin dia selalu ada buat aku, disampingku, sekarang.
            Menceritakan kedua lelaki itu kepada semua orang, sangat sulit bagiku, aku tidak bisa menangis di hadapan mereka, menceritakan seperti kembali merasakan apa yang ku rasakan waktu kehilangan dulu .Bayangkan jika seorang yang selalu memenuhi hidupmu setiap hari, menghiasi warna-warna hidupmu kini telah pergi, bersamaan di tepat bulan ulang tahunmu? Itu adalah kado terburuk yang pernah ku temui.
           

..........................................................................................................................................................................

            Malam itu, hujan deras di rumah, aku terbaring di kamar, menatap kaca besar yang langsung menghadap ke taman depan rumahku. Raka membuka pintuku, tidak menyalakan pintu kamar yang sengaja aku padamkan, hanya sinar lampu jalanan yang menghias di kamar itu.
            Raka menyapaku, aku hanya terdiam, aku masih tak percaya, papa ku meninggal seperti itu. Keluarga kandung satu-satunya yang aku miliki. Hatiku miris, melihat pertengkaranku dengan Papa, membuat ia serangan jantung.
            Raka duduk di sampingku, rupanya ia sedang membawa makanan. Aku sampai tidak merasa lapar, bahkan aku harus makan saja aku lupa. Aku terlalu berusaha memahami, untuk apa aku hidup jika tidak ada sosok ayah lagi, yang setiap malam usai pulang kerja ke kamarku, mencium keningku, membawakanku sesuatu, atau mengajakku liburan.
            “sayang, makan dulu yuk, aku udah bawain makanan nih, kesukaan kamu,” ucap Raka. Aku tidak peduli, makanan yang akan ku makan, juga tidak akan membalikkan papa ke hidup ini lagi. Apalagi Raka sudah..
Ahh..Aku tidak peduli!
            “tar, kamu harus makan,”
            “males, taruh aja,” jawabku.
            “Tar, aku suapin yah,”
            Aku melempar piring itu, sehingga pecahannya berada di kamarku, Raka terkaget, emosiku membara, dia melihat mataku yang tajam, memunculkan hasrat amarah di dalamnya.
            “kamu kenapa sih? Kalo nggak mau makan yaudah, aku taruh, aku susah-susah bawain!” bentak Raka.
            “aku kenapa? HAHA, pinter banget kamu bohongin semua ke aku, kemarin malem kemana? Katanya balapan, malah ke café sama cewek? IYA?!”
            Raka terdiam, ia menatapku tajam, seolah-olah ingin memakanku karna aku sudah membentaknya. Aku tidak peduli, emosiku sulit aku atur.
            “kamu bingung kan? Aku tau darimana! Aku kecewa sama kamu, lo bilang lo bakal setia sama gue?! Apanya ?! cowok bejat lo!”
            “heh, lo tau? Sejak bokap lo itu meninggal, lo nggak pernah merhatiin gue. Gue butuh namanya orang yang perhatian sama gue! Tapi lo?! Lo nggak bisa terima kematian bokap lo itu, dan akhirnya lo diem diri di kamar, untung nyokap lo ngga bawa lo ke rumah sakit jiwa!”
            Aku semakin kesal kepadanya.
            “gue doain lo nggak akan selamet Rak!”
            Petir menggelegar di antara pertengkaran kamu, hujan semakin deras, aku kembali duduk, mengatur nafas dan Raka tetap berdiri di sebelahku. Aku menatap hujan, firasatku tidak enak, kenapa ini?
            Raka duduk di sebelahku, aku ingin menyuruhnya pergi, tetapi..
            “balapan gue diganti malem ini, kalo lo nggak percaya, lo bisa ikut gue, tapi kalo lo nggak mau, yaudah nggak papa. Cewek di café itu, Rena, dia sepupu gue, gue janjian ketemu sama dia di café, mungkin orang yang beritau lo itu, ngeliat waktu gue lagi mesranya sama Rena. Tar, gue sayang lo, sori tadi gue udah bentak lo, lo emang diem sekarang, gue butuh Tara yang dulu, bukan diem gini, gue trus belain ke sini, karna gue pengen lo berubah, lo bisa terima itu, dan gue juga ngerasa salah sama bokap lo karena semua ini, gue nggak pengen lo diem, Tar,”
            Aku terdiam, segala ucapan bentakan dia tadi, memang sangat membuatku marah, tapi aku juga merindukan dia, dan menyadari bahwa setiap hari dia datang hanya untuk menemuiku. Aku ingin memeluknya, tapi aku masih terlalu kesal, nanti saja, saat aku sudah kembali. Besok pagi aku akan menemuinya, dan dia melihat aku yang sudah kembali.
            “aku pergi dulu yah, doain menang, bye sayang, love you, makan ya,”
            Raka bangkit, jalan menuju pintu, dan menutupnya. Tutupan pintu itu disertai dengan petir yang menggelegar lagi, disaat itu aku mulai merasakan..
            Perasaan yang sama, saat papa di UGD..

                                                           

............................................................................................................................................................................

            Aku sudah membawa sebungkus pizza, dan dua milkshake. Pagi-pagi aku sudah menyetir menuju rumah Raka, dengan senyuman, dan dandanan yang cantik. Hari ini hari jadianku dengannya, untung saja bertepatan dengan janjiku, aku ingin berubah demi dia.
            Aku mengetuk pintu rumahnya, tidak ada jawaban dari balik pintu, mungkin dia sedang tidur. Aku mengeluarkan Handphone, mencari kontaknya, dan menelfonnya. Tidak ada jawaban. Aku mengintip garasi, melihat apakan mobilnya ada, ternyata tidak ada. Aku menuju luar pagar, menyebrang ke tetangga depan rumah Raka.
            “Pak, yang punya rumah depan, apa sudah pulang?”
            “tidak non, saya kemarin pulang jam 3, tapi biasanya mobilnya udah ada, tapi sekarang nggak ada,”
            Tanpa menanggapi jawaban itu, aku langsung melihat rumah Raka. Rumah bertingkat dua itu, hanya ditinggali oleh kekasihnya itu. Orang tua Raka tinggal di luar negeri, bersama adik Raka, yang dirawat disana karna koma.
            Aku memasuki pagar, masih berdiri disana, perasaanku, perasaan gundah, dimana Raka? Anak itu memang selalu membuatku mencari dirinya, karna dia juga suka aku kebingungan mencari.
            Sebuah ambulans dengan sirine yang belum dimatikan berhenti di depan rumah Raka. Serentak perasaanku langsung ketakutan. Jantungku berdetak tak karuan, nafasku saja sudah tak terkendali. Aku berjalan, dengan masih membawa makanan untuk Raka. Tetangga depan yang ku ajak bicara tadi pun ikut melihat ambulans itu. Dua petugas ambulans turun dan membuka pintu, aku sudah ada di depan pintunya, dan melihat ada jenazah.
            Seseorang lagi turun dari ambulans itu. Mataku terbelalak melihat bahwa orang itu adalah adik Raka, Raza. Dia terlihat sendu, dan kaget melihat aku sudah ada di depannya.
            Jenazah itu diturunkan, Raza menghampiriku, dia terlihat sangat sedih, kepalaku penuh dengan pertanyaan, yang jawabannya sudah sangat aku dapatkan.
            Tetangga itu membuka kain jenazah, aku masih membelalakkan mata, melihat siapa yang tergeletak, melihat siapa yang menutup mata, tangisanku pun menetes, ini pertama kalinya aku menangis, padahal saat papa meninggal aku tidak pernah menangis.
            Raka
            Itu jenazahnya, aku tidak bisa berkata, badanku lemas, Raza menuntunku, agar aku tetap bangkit. Air mataku menetes, makanan yang kubawa jatuh di tanah, aku tak kuasa menahan semua ini. 

..............................................................................................................................................................................



PIARRR !
            Lamunanku terbuyarkan dengan gelas yang pecah. Aku saja tidak tahu mengapa ia pecah, aku tidak sadar gelas itu pecah karenaku. Aku memungutnya, Alvian membantuku.
            “aw,” aku mengeluh, pecahan itu mengenai jari telunjukku.
            “udah sini gue aja, Di, ambilin obat gih,” ucap Alvian. Aku pun bangkit, aku masih tidak mengerti kenapa aku melamun lagi, ada kak Echa bersama pasangannya, ada mama , om dan tante, juga Alvado.
            Ardi mengobatiku lukaku, darah yang bercucuran masih mengalir dari telunjukku, aku mengernyit kesakitan. Seluruh keluargaku masih melihatku, kemudian mereka kembali melanjutkan pembicaraan makan malam dan pesta pernikahan kak Echa.
            Aku mengizinkan diri untuk ke kamar, dan ternyata Ardi dan Alvian mengikutiku. Hal ini sudah biasa, mereka berdua masuk ke kamarku, tanpa ada larangan ataupun izin.
            “lo ngelamun lagi ya?” tanya Ardi.
            Aku menganggukkan kepala, menyadari mereka merasa sedih lagi melihatku. Aku tahu semua orang sedih karenaku, karena kediaman yang aku lakukan, dan hobi lamun yang sering ku perbuat di depan mereka.
            “Tar, apa lamunan lo ada hubungannya sama Raka?” tanya Ardi, dia datang ke arahku, tepat di depan mataku, Alvian melihatnya, ia seperti kesal Ardi menanyakan hal itu, tapi ia merasa senang jika Ardi memberanikan bertanya, karna itu lebih baik.
            Aku menatap mereka, apa aku harus cerita?
            “jangan paksa gue cerita,” jawabku tegas.
            Ardi bangkit dari duduknya, dia menatap Alvian, menangkap kode dari Alvian yang menggelengkan kepala, sudahlah jangan bertanya, mungkin itu kode yang lebih tepat.
            “yaudah, besok kita jalan-jalan lagi deh, lusanya kan lo sekolah, jadi nggak ada waktu luang lagi, gimana, mau kan Tar?” usul Alvian.
            Aku hanya mengangguk saja, dan Ardi juga tersenyum. Ardi menatapku, tatapan itu seperti tatapan Raka. Iya! Seperti tatapan Raka, bukan tatapan Alvian yang memandangiku saat dia tertawa. Tatapan heran, tidak rela, tetapi sayang, itu yang kurasakan jika menatap Raka saat aku pura-pura senang di hadapannya.
           
           
           

           



Senin, 04 Januari 2010

BALI - DENPASAR (new year eve)

30 Desember 2009
gue semangat bangun, packing lagi, dengan koper tiga yang berat berat, gue mama sm kakak pun ke bandara, check in, bla bla bla, dan untungnya ngga delay, sekitar jam sebelasan kita berangkat, 45 menit perjalanan Surabaya-Bali , sampai disana sekitar jam 1 kurangan, karna Bali lebih cepet 1 jam, check in hotel (Tune, Kuta) abis gitu jalaaaan sekitar Kuta sama Legian, seneng, pertama kali jalan gue udah dapet tas surfer girl :)) abis gitu jalan, beli gelang, mama beli pasmina, dll. Malemnya, kita makan di pizza, nongkrong sampe malem, dan liat kembang api , waktu itu gue kebayang (belum taun baru aja udah ada kembang api gini, apalagi ntar, jadi ga sabarrr)

31 Desember 2009
Pagi, sekitar jam sembilanan, kita ke Airlangga, abis gitu jemput papa di Bandara, abis gitu ke Joger, trus pada mutusin buat istirahat di hotel, buat ntr malem taun baru yang katanya bakal dimulai abis magrib, karena gue juga ngga bisa istirahat, gue lari ke Kuta, janjian sama temen-temen, yaaah, cuma maenan di pantai, duduk, abis gitu nongkrong, abis gitu gue balik ke hotel. Malemnya, kita balik lagi ke Pizza, dari jam 8 sampe jam setengah 11, udah banyak kembang api yang muncul, sampe akhirnya mendekati beberapa jam di taun baru, kita keluar dari pizza, dan jalan sama bule2 disana, sama orang2 asing tepatnye, tapi asik, tiba2 ada orang2 jerman yang ramein kita, sambil niup terompet, ngerasain adanya keramaian disana, gue sama kakak pake bando yang kayak devil itu :)) terompet bareng, trus duduk, trus jalan ke pantai Kuta, berasa lautan manusia krna semuanya pada nunggu disitu, kalo kita di jalan depan hotel, duduk, makin lama makin capek, tapi begitu tinggal 15 menit lagi, gue berdiri, terompetin, dan begitu ngitung bareng, (ini yang paling asik) muncul kembang api darimana aja, sampe bingung liatnya, sampe ngga bisa nahan senyum, MANTAP


1 Januari 2010
yaaah, besoknya udah pulang, kita makan pagi di rumah padang, sebenernya abis dari situ mau langsung ke seminyak trus dreamland, tapi gajadi, krn kaka sakit, dan harus anterin kaka ke hotel lagi. Nyokap bokap mutusin buat ke GWK aja, lumayaan laah, gue naek flying fox, sementara kalo ke TP lantai lima aja liat bawah udah takut, apalagi ini :)) tinggi amit. abis dari GWK kita balik ke hotel, mandi2, trus ke pantai bentar liat sunset, trus nongkrong di excelso sampe malem

2 Januari 2010
pulang deh :( , sebenernya seneng juga, akhirnya pulang haha, gimana2 sejauh apapun dari kota asal, pasti rindu dengan kota itu :) pagi banget, sekitar jam setengah 7, gue kakak sama bokap ke pantai kuta, foto2, karena waktu itu juga masih lumayan sepi, abis gitu kita makan, mandi, packing, dan akhirnya check out. Abis dari situ, kita mampir di Sentro, liat2, trus ke Bali Galeria makan siang, dan akhirnya menuju bandara, menanti pesawat dan kembali bertemu artis lagi :)) untung ga delay, dan setelah itu gue kembali ke Surabaya

Tahun baru pertama kali di Bali..

nih foto2nya :



nih waktu di pesawat mau berangkat




nih waktu beli tas di surfer girl






nih orang2 jerman itu


















mendekati tahun baru nih













15 menit sebelum tahun baru...













flying fox :D



















beberapa jam sebelum pulangg..